Selasa, 22 September 2015

Ditemukan, Sebuah Teknik Baru untuk Mendeteksi Kerusakan Awal Otak pada Penderita Tekanan Darah Tinggi


Sebuah teknik penginderaan baru mampu menyimpulkan bahwa penderita tekanan darah tinggi beresiko mengalami kerusakan jaringan saraf pada salah satu bagian otak. Hal ini disampaikan pada Konferensi Tekanan Darah Tinggi Tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Jantung Amerika.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Sapienza, Roma-Italia tersebut juga menyatakan bahwa bagian otak yang mengalami kerusakan tersebut berhubungan dengan kemampuan kognitif, pengambilan keputusan serta kemampuan untuk mengatur emosi. Saat ini tim peneliti sedang fokus dalam mencari hubungan tekanan darah tinggi terhadap ginjal, mata dan jantung.

Para peneliti tersebut menggunakan teknik diffusion tensor imaging (DTI), pengembangan dari teknik magnetic resonance imaging (MRI), untuk menilai dan membandingkan struktur serta fungsi di antara bagian otak. Penelitian dilakukan terhadap 30 sukarelawan yang terdiri dari 15 orang dengan tingkat tekanan darah antara sedang hingga tinggi, dan 15 orang dengan tingkat tekanan darah normal. Setiap sukarelawan juga menjalani sebuah tes kognitif khusus.

Hasil penginderaan otak pada penelitian tersebut menemukan bahwa semua sukarelawan (30 orang) tidak mengalami gejala abnormal pada otak mereka saat para peneliti menggunakan teknik MRI. Akan tetapi, saat para peneliti menggunakan teknik DTI, sukarelawan dengan tingkat tekanan darah tinggi terlihat mengalami kerusakan pada beberapa bagian otak, seperti:

  • jaringan otak yang bertanggung jawab terhadap fungsi-fungsi non-verbal;
  • urat saraf yang bertanggung jawab terhadap fungsi pelaksanaan tugas dan pengaturan emosi manusia; serta
  • urat sistem saraf tepi, bagian sistem saraf yang medukung kemampuan manusia memperhatikan (konsentasi) sebuah tugas.

Para peneliti juga menemukan bahwa tekanan darah tinggi secara signifikan dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan memori otak manusia, di mana temuan ini didapat saat menggunakan teknik DTI maupun MRI.

Para peneliti menyimpulkan bahwa teknik DTI telah membuka jalan untuk mengevaluasi gejala-gejala kerusakan otak pada penderita tekanan darah tinggi, di mana hal ini akan membantu dalam menentukan terapi yang tepat terhadap penderita untuk mengurangi resiko kerusakan otak yang lebih parah.

Teknik DTI, yang sering dikenal dengan istilah tractography, merupakan teknik yang belum lazim digunakan dalam dunia kedokteran. Akan tetapi, para peneliti menyarankan agar dunia kedokteran mulai menggunakan teknologi tersebut agar dapat memperoleh data yang lebih tepat dalam memprediksi kerusakan otak, khususnya pada penderita tekanan darah tinggi.

Sumber: ScienceDaily

Tidak ada komentar:

Posting Komentar